Thursday, January 27, 2011

It's all you




Aku tahu betapa beruntungnya kehidupanku,.. :)
Aku di berkahi dengan ayah yang sangat talented dan bijkasana :)
Aku di berkahi dengan ibu yang bagaikan malaikat dalam hidupku :)
Aku di berkahi dengan adik yang sangat memahami aku apa adanya :)
Tuhan memberi aku lebih dari yang ada :)
Tuhan memberiku yang terbaik dalam hidupku,..

Hingga akhirnya Tuhan mengirimkan satu lagi malaikat dalam hidupku,..
Seorang yang Tuhan titipkan kepadanya kasih sayang yang tulus,...
Betapa beruntungnya diriku :)

Kini saat aku jauh dari keluargaku,..
dan terkadang saat aku merasa sendiri,..
Malaikat ini hadir untuk menemaniku,..

Ia melindungiku dengan caranya,..
Ia menyayangiku dengan tulusnya,..

Tahu kah kamu, betapa baiknya ia? :)
Ia yang ada untuk menyemangatiku saat aku lemah,.. :)
Ia yang ada untuk mengingatkanku bangun tepat waktu saat subuh :) :) :)
Ia yang selalu mengingatkanku untuk makan dan istirahat yang cukup...
Ia yang selalu ada saat aku ingin mengeluh,...
Ia yang selalu mengingatkanku untuk belajar dengan giat,..
Ia yang mengingatkanku untuk menutup hariku dengan "Alhamdulillah" :)

Tangan dan hatinya selalu terbuka,..
terbuka tiap kali aku datang untuk memohon bantuan,..
tangannya yang siap membantuku berdiri di saat aku terjatuh,..
hatinya yang selalu ada saat aku merasa gundah,...

Betapa baiknya orang yang di kirimkan Tuhan padaku :)
Ia selalu ada di belakangku untuk mensupportku :)
Ia selalu ada di sisiku untuk menemaniku :) :)

Tuhan,..
maka dengan itu semua salahkah jika aku mencintainya?
Kau ajarkan padaku melaluinya berbuat tanpa pamrih,..
Kau sadarkan aku melaluinya untuk ikhlas menerima,...
Tuhan,.. kau kirim ia dalam hidupku agar aku belajar,... :)

Aku ingin malaikat ini selalu ada di sisiku,... :)
Aku ingin malaikat ini yang menemaniku,...

dan dari semua itu,..
ingin rasanya membalas semua kebaikannya,..
walau aku tak sebaik dia ,...
ingin rasanya membuat ia bahagia,..
ingin rasanya membuat ia selalu tersenyum dalam hidupnya,..

malaikat itu adalah  yudhi,... ::)
orang yang sederhana namun penuh makna,..
orang yang dengan ikhlasnya menyebar kebaikan bagi semua,..

Dia adalah teman terbaik bagi sahabat- sahabatnya,..
Dia adalah sudara terbaik bagi kakak adiknya ,...
Dia adalah seorang kebanggaan ayah ibunya ,... :) 
Dia adalah seorang yang terbaik bagiku,...

:) :) :)
di bandingkan denngannya, aku hanyalah orang biasa :)
Aku terkadang tidak bisa sebaik dirinya,..
Aku terkadang tidak bisa berbuat hal yang sama dengannya :) :)
namun, ia selalu berkata "kau jauh lebih baik dariku",..
dan itu memotivasiku untuk membuktikan kata-katanya,. :)
walau terkadang tetap saja aku di bawahnya :) :)

di bandingkan dengan keahliannya,... :)
kemampuanku tidak ada apa-apanya....
aku tidak sehebat dirinya dalam beberapa bidang,...
aku tak sekeren dia dalam hidup,..
tapi, ia selalu mengingatkanku "kau kan punya kelebihan lain,.." :)
dan hal itu membuatku semangat untuk berusaha

di bandingkan dengan dirinya,...
aku terkadang tidak sekuat dia,.. 
terkadang aku sangat cengeng menghadapi hidup,...
terkadang aku mengeluh saat lemah,..
terkadang aku menyerah saat lelah,..
berbeda dengan dia yang selalu berjuang demi orang-orang yang ia sayangi 
Ia tidak pernah mengeluh pada yang ia sayangi,..
Ia tidak menyerah saat ia lelah,..
ia terus berjuang,...
dan aku harus belajar darinya :) :)

Terkadang aku malu pada diriku,...
yang tempak jauh berbeda darinya,...
tapi semua itu membuatku sadar,..
kalau aku juga harus berusaha :) :)

dia adalah orang yang kusayang,... :)
orang yang bersamanya aku bisa semangat,.. :)
saat subuh, hp-ku berdering,..
ia membangunkanku buat sholat tepat waktu (-.-" ...)
dan akan mengatakan, "semangat ya buat hari ini :) :)"
ini adalah energi bagi hariku,..

saat aku mulai lembur ngerjain tugas,...
ia mengingatkan, 
dan mengatakan,. " deadlinenya kapan? " 
jika ku jawab "besok," maka dia akan mengatakan "ayoo semangat kalau begitu,.. :) aa' temani belajar :)"
jika ku jawab "minggu depan/ lusa" dia mengatakan "istirahat dulu yuk :) :) nanti sakit,..."
:) :) 

kalau aku ikut kuliah dengan serius, tidak main-main,
dia akan memberiku reward, dia akan bilang " wah adik cantik hebat :) "
seperti anak kecil ya aku ini,.. hahaha,..
tapi aku akan jadi semangat karena itu :) :)

aku jadi tidak ingin menyia-nyiakan hari-hariku,.. :)
saat aku salah pada orang lain, ia akan mengingatkanku untuk meminta maaf :)
dan saat malam sebelum tidur, biasanya dia akan bilang "semoga hari esok jadi lebih baik ya :) "

aku banyak belajar darinya :) :)
terima kasih ya aa' sudah banyak mengajari aku :) :)
Terima Kasih Ya Allah, kau kirimkan seseorang yang begitu baiknya buatku
:) :)

dan jika yang aku rasakan adalah amanah yang di titipkan Tuhan :)
aku ingin menjaganya selamanya :) :)
aku ingin belajar bersamanya setiap saat :) :)

Jaga dia Ya Tuhan,...
karena dia adalah orang terbaik bagiku,.. :)
Lindungi dia Ya Tuhan,..
karena dia adalah amanah bagiku,..
:) :)

For my lover,.. :)
Thanks a lot dear :) :)


-Dedicated for Yudhi dfm- :) :)

.........


Tuhan,..
Kau ciptakan dua sisi berbeda secara bersamaan
Kau padukan keduaNya dengan begitu sempurna
Kau ciptakan malam dan siang dalam sehari
Kau ciptakan laki-laki dan perempuan dalam satu tempat
Kau ciptakan baik dan buruk dalam kehidupan

Tuhan,..
Sungguh sempurna skenarioMu,..
Kau biarkan ku memilih jalanku
Kau biarkan aku memilih tindakanku
Kau bebaskan aku untuk bersikap

Tuhan,..
jika keburukan dalam diriku itu muncul
jika sengaja atau tidak aku melakukannya
akankah Kau memaafkanku ya Tuhan?

Tuhan,.. 
Jika dengan tanganku aku telah menyakiti
Jika dengan lidahku aku tekah melukai
Jika dengan keberadaanku telah mengusik
Adakah relung bagiku untuk memohon maaf Ya Tuhan?

Tuhan,..
Mengapa harus Kau ciptakan keburukan itu bila Kau tahu aku mungkin melakukannya?
Mengapa Kau gariskan keburukanku mungkin menyakiti orang lain bila Kau tahu itu nyata?
Apa yang ingin Kau ajarkan pada hambaMu ini Wahai Tuhanku?

Tuhan,..
Betapa aku sadar bagaimana buruknya diriku,.
Betapa aku tahu tak pantasnya diriku bagi semua CintaMU

Tuhan,..
Jika apa yang telah kulakukan menggoreskan luka
Jika apa yang telah kukatakan membuat sakit
adakah jalan bagiku untuk memperbaikinya?
adakah kesempatan bagiku untuk kembali memulainya?

Tuhan,..
dalam pekat malampun aku menyesal
menangisi segala kejahatanku
ku bayar semua salah itu dengan caraku

Tuhan,..
adakah ini dapat meperbaiki semuanya?
adakah ini dapat menyembuhkan orang yang kusakiti?
adakah ini dapat membuka pintu maaf dengan ikhlas itu?

Tuhan,..
Kaulah penggenggam hati ini,..
KepadaMu aku curahkan segalanya
Hanyalah Engkau yang tahu segalanya tentangku,..

Tuhan,..
adakah keburukan itu akan menjauhkanku dari mereka?
adakah keburukan itu akan menjauhkanku dariMU?
adakah keburukan itu akan membunuhku?

Tuhan,...
tolong aku,...
aku tak akan kuasa menahan ini semua sendiri
aku tak akan bisa bertahan dengan ini,.
saat aku tahu yang aku lakukan hanya menyakiti,..

Tuhan,..
dapatkah Kau memaafkanku?
dapatkah Kau ajarkan diriku untuk ikhlas?
dapatkah Kau berikan aku kekuatan untuk memaafkan diriku?

Tuhan,...
Sang Maha Cinta,..
Maha Pengampun,..
Yang Penuh Rahmat,..
dan Kasih Sayang,..

adakah setitik damai itu di hatiku?
adakah sedikit kekuatan padaku?

Tuhan,..
hukumlah aku jika aku memang salah,..
tapi jangan tinggalkan aku sendiri
Aku tidak akan mampu berjalan tanpaMu,..

Tuhan,..
apakah aku telah mengkhianati amanahMu?
amanah untuk mencintai dengan tulus?
amanah untuk berbuat baik?
amanah untuk berbagi bahagia bersama dengan yang lain?

Tuhan,..
betapa besar kadzaliman yang aku lakukan
betapa besar kejahatanku pada orang lain

Tuhan,..
biarkan aku bersandar padaMu malam ini
biarkan aku berada dalam dekapanMu malam ini
biarkan aku menangisi dan menyesalinya di hadapanMU

Tuhan,..
dapatkah Kau beri kekuatan bagi mereka yang aku sakiti?
dapatkah Kau beri keikhlasan agar mereka tetap ceria?
dapatkah Kau beri mereka keberkahan atas kesabaran mereka?
dapatkah Kau bukakan pintu maaf bagiku dalam hatinya?

Tuhan,..
Tolong aku,...
Kau tahu bagaimana aku,..
Kau tahu betapa aku menyakiti diriku dengan semua ini
Kau tahu betapa aku ingin ia bahagia

Tuhan,..
Tolonglah aku,..
biarkan ia lepas dari sedih yang ku beri
biarkan ia sembuh dari sakit yang ku torehkan
biarkan ia hidup bahagia tanpa tersakiti

Tuhan,...
di penghujung malam ini,..
dapatkah aku kembali memohon?
Agar Kau berikan pertolonganMu kepadaku

Maafnya adalah obat bagiku
Keikhlasanya adalah kekuatan bagiku
Kebahagiaannya adalah nyawa dalam hidupku

Tuhan,...
Limpahkan cinta dan sayangMu,..
kepadanya yang telah mencintai sepenuhnya
Limpahkan keberkahanMu
kepadanya yang telah menebar kebaikan

Tuhan,...
saat matahari mulai menampakan kehangatannya
saat pagi datang dalam hariku
aku mohon berikan kekuatan bagiku untuk tersenyum,..
aku mohon berikan kekuatan bagiku untuk memulai,..
aku mohon berikan kekuatan bagiku untuk berbagi kebaikan,..

KepadaMu Tuhan,..
Ku persembahkan hidupku ini,....

-Jakarta, 28th Jan 2011 03.26 am-

Monday, January 24, 2011

Tips Ala Anak Kos-an


Menjalani kehidupan sebagai anak kos-an selama ini sudah membuatku banyak memiliki ilmu (hehehe) tentang bagaimana memanage kebersihan dan kerapian kamar kos. :) plus kehidupan seputarnya :) :)

Jadi kali ini ingin sedikit berbagi dengan sahabat semua tentang beberapa tips dan trick hidup ber-kos-an, agar hidup kita tetap senang dan ceria, hehehehe ^_^

TIPS ME_MENAGE WAKTU MENCUCI

Sebagai mahasiswa yang aktif di kampus (berasa aku banget hehe :p) tentunya sahabat sekalian terkadang ngerasa nggak punya cukup waktu buat menjalani semua rutinitas ,...
Jangankan bersih-bersih kos, atau mencuci, buat ngerjain tugas kuliah saja kadang tidak cukup ya,.. -.-"
tapi tentu saja, sebagai mahasiswa yang hebat, hal kecil ini tentunya tidak boleh di anggap remeh begitu saja :) :)

Hemm,... buat contoh, ambillah rata-rata kegiatan mahasiswa itu pada umumnya seperti saya,... rata-rata 8-9 jam di habiskan di kampus buat kuliah selama 5-6 hari, kemudian rata-rata 2-4 jam untuk kegiatan tambahan di luar bidang akademik, dan satu hari minggu buat jalan dan senang - senang :) :)
tentu saja rasanya kadang udah nggak ada waktu buat ngurusin cucian -.-" hehehe
dan jatuh-jatuhnya kalau nggak sempat larinya ke laundry (yang bisa mengempiskan dompet), atau bajunya di pakai lagi tapi di tambahin parfum (oh NOOO!!! >.< don't try this at home!)

Nah, karena itu, try to follow these some simple step buat menanggulangi masalah nggak ada waktu buat nyuci,..  :)
1. Biasakan jangan menumpuk cucian,..
jangan di biarkan sampai stok baju di lemari habis baru  mau di cuci -.-" that's the worst one! >.<
2. Usahakan mencuci baju setelah di pakai :)
Misal pulang kuliah jam 6 sore, pulangnya di rendam, di tinggal sholat magrib dan ngaji bentar trus kucek-kucek, bilas, di jemur deh :) nggak bakal lama kok. biasanya aku hanya habis 15 menit buat 2 pasang baju :) :)
3. Misalnya nggak sempat juga, sempatkan di sela-sela waktu subuh atau siang.
Misalnya, sebelum tidur malam, bajunya di rendam dulu, nah terus bangun tuh jam setengah 5 pagi lah buat nyuci dikit-dikit :) selain belum ngantri air (hehe biasa di kos kan begitu ya,... :) ) bisa di gunakan buat olahraga pagi juga :p :p :p hehe
atau misal, ada jadwal buat istirahat siang,... waktu istirahat bisa di gunakan buat ngucek-ngucek sebentar juga :) :)

nah, jika bisa menjalankannya, maka tidak akan pernah ada kejadian cucian menumpuk, ataupun kecapean karena mencuci :)
yang terpenting lagi adalah KEMAUAN untuk memulai :) :)
Ayoo jadi anak kos harus tetap jaga kebersihan :) :)
Ingat, Kebersihan adalah bagian dari Iman :) :)

Okey, tips and trick kedua :) :)
Tentunya kita mau donk kamar kita selalu terlihat rapi :) :)
apalagi anak cewek :) :)
kan nggak enak tuh kita udah cape' cape kuliah eh pulangnya kamar kita berasa nggak nyaman buat istirahat -.-" pasti malas banget kan?? :)
so, kita harus menjaga kerapiannya :) :)
Pingin tau tips sederhananya? :)

1. bagian utama dari kamar adalah temoat tidur :) jadi pastikan tempat tidurmu rapi :)
Walaupun kamar kamu belum di sapu, atau buku-buku kamu berserakan, kamu harus tetap pastikan kasur kamu dalam keadaan rapi :)
ayo dong biasakan lipat selimutmu dengan rapi dan atur kasurmu dengan rapi setiap saat kamu baru membuka mata :) :)
jika kasurmu rapi, maka 50% dari kamarmu sudah terlihat lumayan rapi :)

2. Jangan suka menaruh barang tidak pada tempatnya :) kecuali BUKU (:p hehehe)
Biasanya nih karena kita tuh udah kecapean banget, naruh barang jadi seenaknya aja, ..
handuk di lempar ke atas kasur,.. kaos kaki di biarkan berserakan di lantai,. piring makan di atas meja belajar, dll,..
nah itu semua membuat kamar kita jadi mirip gudang! >.<
nah, ayo sekarang di biasakan, gantung handuk setelah mandi :),
taruh pakaian kotor pada satu wadah khusus,..
taruh piring-piring kotor pada satu tempat khusus (bagusnya biasakan mencuci setelah makan :) :) )
biasakan lepas sepatu dan kaos kaki di satu tempat,.. :)
sediakan gantungan pakaian di kamar,.. :)
de el el :D :D

3.Jangan suka NYAMPAH di kamar :)
Nah ini satu lagi kebiasan buruk kebanyakan mahasiswa -.-"
sukanya nyampah di kamar, dengan alasan sudah cape' sudah lelah jadi nggak mampu lagi buat membuang sampah-sampah kecil itu keluar..
oke, awalnya cuman bungkus permen, atau robekan kertas kecil, tapi jika semua sampah-sampah kecil ini di buang tiap hari, wahh bisa- bisa kamar kita jadi tempat sampah kering -.-"
Nggak banget deh!!
Nah, buat menanggulanginya kamu bisa sediain tempat sampah kecil di kamar kamu,... (bisa juga hanya berupa kantong plastik biasa), lalu biasakan setiap sampah kecil seperti sobekan kertas ujianmu, pembungkus mie instan, bungkus permen karet, potongan-potongan selotip, dll itu di masukan di tempat sampah tadi :) :)
Jadi kamar kita bisa bebas dari sampah :) :)

Coba deh pelan-pelan di terapkan :) :)
siapa sih yang nggak senang punya kamar yang nyaman dan bersih ??? :)
karena itu, kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi yang akan menjaga kebersihan kamar kita? :) :)

Ohya, aku juga pernah dengar bahwa kepribadian seseorang itu juga dapat di lihat dari keteraturan kamarnya :) :)
so, your room's style is your life style :) :)
Dan ingat sahabat :)
Kebersihan itu adalah Sebagian dari Iman,.. :) :)

SO, jangan ngaku beriman kalau masih suka jorok, heheheh :) :)

Okey, jadi mungkin ini saja sedikit tipas dan trick dari saya :) 
saya masih punya segudang tips dan trick buat menikmati hidup kosan :) :)
hehehe
dan akan saya bagi di lain waktu :) :)
berhubung ini sudah malam, dan besok saya akan ada post test di kampus -.-" jadi saya harus segera mengakhirinya :) :)

Yep,.. thank you a lot :) :)
Keep Clean and Keep Well on everything :)
selamat mencoba :) :)

Thursday, January 20, 2011

Proporsi Skilled


well, guys,... jumpa lagi :) hehe :)
Sehari-hari saya menjalani rutinitas kampus yang semakin padat, kalau di buat dalam closed question dalam questioners, gambaran kampus saya kira-kira seperti ini:
1. Dimana tempat belajar ilmu eksata tanpa libur ? di tempatku
2. Dimana tempat belajar rumus-rumus eksak dari pagi hingga malam? di tempatku
3. Dimana tempat tutorial eksata terbaik di indonesia ? di tempatku :)

well but more then that, all the stuff we learned about is just about the material :)
In short, we call it hard skill...
But guys, hari ini aku berdiskusi dengan beberapa dosen di kampusku (as you know dosen di kampusku itu sangat open minded and so friendly :) ) tadinya hanya membahas masalah perkuliahan secara umum, then it flows hingga membicarakan sesuatu hal yang menurutku that was so important for me :)

Guys, my lecturers has told me that untuk menguasai seluruh materi kuliah yang ada itu mudah saja ternyata :) ,. apalagi jika yang kita kejar hanya the highest score,..
Apalgi buat term di kampusku yang suasana kompetitifnya definately sangat terasa >.<
semua orang berusaha mendapatkan IPK tertinggi dengan alasan "for a better future" 
well, ini tentu saja karena ada isu bahwa peringkat kita akan mempengaruhi wilayah penempatan kita nantinya :)
that's why nggak heran kalau seluruh mahasiswa dan mahasiswi di kampusku adalah orang-orang yang super rajin and ofcourse super jenius semua :) (nggak heran, ini tempat ngumpulnya orang-orang pinter se-Indonesia -.-") walau sometime ada yang namanya kaum ouliers yang di luar dari standar itu (including me maybe :) hehe)

then, trus masalahnya apa? My lecturers ngomong dengan jelas kepadaku bahwa, 95% yang di kejar mahasiswa/ mahasiswi di kampusku itu hanya teoritical,. okey, they got to study very hard, they got high score in all subject, but just it (once again, mostly lhooo nggak semua :) ) lalu apa esensi dari semua itu?
Tentu saja ilmu yang kami pelajari sangat bermanfaat bagi pekerjaan kami ke depan,..
need fact??
well, let's see, subject Sampling yang akan sangat di perlukan saat melakukan survei,..
statistik deskriptif untuk menyajikan data yang sudah di kumpulkan,..
metode statistik untuk melakukan analisis lanjutan terhadap data yang kita punya,..
analisis regresi untuk menganalisis adanya hubungan antara beberapa variabel (case),..
ilmu peluang untuk penentuan estimasi,..
de el el deh,...
Tapi lebih dari semua itu let's see,.. it's that all the requirement of our job latter? :)
Dosenku berkata, dalam dunia bekerja kita butuh lebih dari sekedar pengetahun mengenai semua materi tersebut, dunia kerja jauh lebih complex and real then all the stuff we learned about.
Di butuhkan lebih dari sekedar IPK tinggi untuk meraih prestasi di dalam bidang pekerjaan kita..
even, penelitian membuktikan bahwa bahan teoritical tersebut hanya berguna 20% dalam pekerjaan kita (so far menurutku dalam kehidupan nyata kita sehari-hari juga sih :) )
so what's about the other 80% gone??
There's something called as "Soft Skill" yang mestinya juga kita asah sejak sekarang :)
soft skill itu bukan sejenis penggali lagrange atau suatu jenis distribusi dalam statistik -.-" hehehe
But, softskill adalah kemampuan diri kita dalam menempatkan diri kita pada berbagai sektor dimana kita berada..
okey, that's all defenisi yang aku buat sendiri,..
jelasnya itu softskill lebih condong kepada sikap dan sifat kita :) 
Sikap bagaimana kita bekerja sama dengan orang lain ,.. (work as a team)
Sikap bagaimana kita menyikapi perbedaan yang ada,..
Sikap kita jika kita berada di bawah kepemimpinan,..
sikap kita jika kita harus menjadi seorang pemimpin,..
etc deh pokoknya :)

sifat juga penting banget,..
and it's builded dari dalam diri kita sendiri,..
example:
sifat empati terhadap orang lain,,
sifat peduli terhadap sesama,..
rasa memiliki,..
solidaritas,..
tanggung jawab,..
kejujuran,..
kedisiplinan,..
mandiri,..
berani,...
de el el,...

See,..? softskill bahkan menghandle 80% dari kesuksesan hidup kita,..
nggak hanya buat pekerjaan kita, but so far dalam hidup kita juga :)
dan don't you know guys?
softskill ini tidak di ajarkan secara langsung dalam kehidupan perkuliahan kita,. see? and I guest dalam kurikulum kita juga tidak mencantumkan hal tersebut -.-"
so nggak heran negara kita punya banyak orang pintar yang bermental "E" ,... -.-"

so, gimana dong kita bisa mengembangkan softskill kita??
jika dalam posisiku sekarang ini, personally aku ngerasa bisa ngembangin itu semua saat aku bergabung dalam organisasi :)
Let's say GPA Cheby atau Sanggar Senam ,.. dalam organisasi ini saya bisa banyak belajar untuk bertanggung jawab, belajar memimpin,.. belajar mengkordinir, belajar bekerja sama dengan orang-orang yang karakternya jauh berbeda dengan saya, belajar untuk sabar, belajar untuk korporatif, dan lain lain :)
nggak sekedar menjadi mahasiswa KuPu-KuPu (kuliah pulang - kuliah pulang) yang hanya mengejar nilai saja,.. tapi ada sesuatu yang lebih dari itu yang kita dapatkan,..
coba deh lihat, apa artinya ya seorang itu pintar banget tapi sikap-sikapnya nyebelin banyak orang??? 
apa artinya pinter banget tapi nggak bisa mengatur kordinasi ??
Nothing kan,...??

so that's it guys,..
Ini hanya sekedar instropeksi bagi diri kita saja :)
apa sih yang benar-benar kita kejar dalam hidup ini,..
Pilihan tentu saja ada di tangan kita masing-masing :)

yang terpenting adalah bagaimana kita membagi proporsi kedua faktoer tersebut,..
Tentu saja kita harus tetap mengejar prestasi setinggi mungkin,...
tapi jangan jadikan Nilai agregat nya sebagai tujuan,..
namun, kita juga harus mengembangkan kemampuan softskill kita :)

tentunya, kita semua ingin hidup sukses :)
so,.. we have to try hard :)
Kejar prestasi setinggi mungkin, belajarlah untuk bersikap dan bersifat baik dalam hidup :)


Kuncinya Hidup Seimbang :) :)
InsyaAllah hidup kitapun akan terasa sangat menyenangkan :) :)
trust me guys,..
My lecturers has prooved it anyway :)
So I believe in! :) :) :)

-Rainnydrop- :)


Friday, January 14, 2011

One key to Alive :)


Subhanallah,...
Seminggu rasanya hanya sekejap mata saja buatku,....

Hari-hari yang penuh tantangan tak terasa sudah di lalui,...
Sahabat, terkadang kita bisa mensyukuri sehat ketika sakit itu datang,..
kita bisa memahami indahnya kebersamaan ketika perpisahan itu tiba,..
Kita bisa merasakan nikmatnya di sayangi ketika kebencian itu menyapa,..

Kita terkadang di butakan oleh hidup kita yang penuh dengan kenikmatan
Kita hidup dengan penuh limpahan kasih sayang, kesehatan, kecukupan, hingga tidak tidak lagi terasa begitu manisnya dalam hidup kita,..

Haruskah Tuhan mencabut itu semua lalu kita mensyukurinya??
Inilah esensi yang di ajarkan dalam berpuasa,..
Menahan diri dari segala hawa nafsu, lapar, haus, dll. hingga kita bisa memaknai kenikmatannya,..

lalu sahabatku, bukankah seharusnya hidup kitapun demikian?
tak perlu Tuhan mencabut semua kenikmatan itu dari hidup kita, karena kita tak mengarapkannya,
kita bisa tetap memaknai segala berkah dalam hidup kita ketika kita mengingat bahwa ada kehidupan yang jauh lebih sulit dari hidup kita,..

saat kita duduk belajar di sekolah atau kampus kita, ingatlah berapa banyak anak-anak di luar sana yang tidak pernah mengenal sekolah,..
ketika kita lahap menyantap makanan kita ingatlah betapa banyak mulut-mulut kecil yang terus menahan lapar,..
kita kita berkaca mengenakan baju-baju kita, ingatlah betapa banyak saudara-saudara kita yang hanya menerima baju bekas,..
Saat kita bisa berjalan dengan santainya, ingatlah betapa banyak mereka yang tidak lagi mampu berjalan,..
ketika mata kita memandang indahnya dunia, ingatlah betapa banyak teman-teman kita yang hidup tanpa pernah tahu rupa dan wujud sekelilingnya,..
ketika detak jantung kita masih berdetak,... Ingatlah, banyak saudara kita yang saat ini meregang nyawanya,..

Sahabat, ingatlah berapa banyak nikmat yang lalai kita syukuri,..
berapa banyak nikmat yang kita ingkari,..
Tuhanpun berkata, " Maka, nikmatKU yang mana lagi yang hendak kau ingkari..?"

maknai hidupmu teman,. :)
Kunci bahagia itu ada pada tanganmu,..
saat kau berjalan dalam rasa kesyukuran yang tinggi, maka kau akan senantiasa merasa puas :)
ketika masalah datang menghampiri, kau akan tetap kuat menjalaninya karena kau sadar banyak orang yang mengalami kesulitan lebih di banding dirimu,... :)

Ingatlah kawan,.. :)
Masih banyak orang yang tak seberuntung diri kita:)
jadi tak ada alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri nikmat Tuhan,..
tidak ada alasan bagi diri kita untuk mudah menyerah dengan tantangan yang kita hadapi dalam hidup,.. :)

Hidup ini indah kawan :)
maka nikmatilah dengan cara benar :)

Friday, January 7, 2011

The Sparkling Pearl: Hidup Itu Pilihan

The Sparkling Pearl: Hidup Itu Pilihan: "Assalam mualaikum wr wb,.. Wah nggak terasa sudah weekend lagi :)ini weekend pertama di tahun 2011 ini :)hemm sudah banyak sekali yang terja..."

Hidup Itu Pilihan

Assalam mualaikum wr wb,..

Wah nggak terasa sudah weekend lagi :)
ini weekend pertama di tahun 2011 ini :)
hemm sudah banyak sekali yang terjadi dalam beberapa hari awal di tahun 2011 ini :)

Tahun yang baru, semakin banyak belajar tentang hidup :)
Subhanallah,... Allah memberiku hari-hari yang luar biasa hebat minggu ini,..
Aku banyak belajar untuk lebih bisa berjuang :)

Sahabatku,..
kadang hidup tidak berjalan sesuai dengan keinginan dan rencana kita,..
apa yang telah kita susun, kita rencanakan, dan kita persiapkan dengan matang, semua bisa berbalik seketika.
Mungkin itu yang aku rasakan minggu ini :)
Banyak hal di luar perencanaanku yang datang menghampiriku :)


Berat rasanya sahabat ,..
:) saat aku mulai berikrar dalam hatiku bahwa "Aku akan jadi lebih baik, dan lebih kuat tahun ini" Tuhan benar-benar mengujiku :)
Aku benar-benar merasa ini berat pada awalnya,..
masalah datang silih berganti,.. :)

dari kehidupan akademisku yang teruji sangat hebat,..
membantingku ke titik nadir kesedihan,..
heyy, apakah aku sebodoh itu? itu yang aku pikirkan dalam hati dan pikiranku,..
ketika "orang-orang itu" tidak lagi mempercayai jawabanku dalam analisisnya,..
ketika mereka kemudian bertanya pada orang selain aku mengenai hasil jawaban mereka,...
ketika aku harus bolak balik menghadap "orang-orang itu" untuk di tanyai hal-hal yang membuatku semakin tertekan,..
dan ketika yang terjadi ini mengecewakan ayah ibuku,..
Ya Tuhan, sungguh indah skenariomu,...
ketika semua itu terjadi, dan mengurungku dalam keadaan penuh emosi tak menentu.
dan semua itu mempengaruhi sikapku,..
merusak hubunganku dengan orang yang paling aku sayang,..
Subhanallah,.... skenario yang sempurna, bentuk nyata dari variabel berantai,...

Ya Tuhan,... aku ini manusia yang KAU ciptakan dengan hati,..
kadang hati ini begitu lemahnya,..
hingga hanya bisa menangis menghadapinya,..
sebagai manusia yang punya emosi aku ingin sekali marah atas kesalahan ini,
aku ingin sekali berteriak,..
sebagai manusia yang punya rasa cemburu,..
sungguh aku iri pada mereka,..

hingga ke titik nadir ini,..
titik dimana aku bertanya, "Apa tujuan hidupku?"
"Apakah untuk sebuah prestasi..??"
"Apakah untuk sebuah kebanggaan??"
"Apakah untuk sebuah balas jasa?"
"Apakah untuk membahagiakan semuanya?"
dan aku hanya menangis dengan hebatnya, berteriak memanggil NamaMu dalam setiap  malamMu yang Agung,..
Ya Allah, bagaimana aku telah begitu buta,...
bagaimana aku telah menjadi budak dari hidupku,..
aku berjuang demi semua yang ku sayangi hingga aku nyaris lupa, tujuan Utamaku adalah MenujuMu,..
dan kebutaanku itu telah membuatku menjadi manusia yang tanpa nyawa,..
menjalani semuanya tanpa ada jiwa yang menyertai,..

Ya Allah,.. Sang Maha Cinta,..
Mohon ampuni hambaMu ini,..
Saat kaki ini mulai melangkah menjauhi jalanMu,..
KAU tegur aku, dan KAU belokan kembali arahku menuju JalanMu yang Lurus,...
KAU sadarkan hati dan pikirinku,..
KAU berikan aku kekuatan baru,...

sahabat,.. Hidup itu pilihan :) :)
Bisa saja hidupmu sedang dalam keterpurukan,... 
tapi yang menentukan "Apakah Kau bisa tetap terus berjalan dengan bahagia" adalah DIRIMU
Ini pilihanmu teman :)

Aku memilih jalan ini, 
Aku putuskan untuk kembali memulai dari Nol :)
Start from Zero,.
Zero Mind, Zero blind,..
Aku memilih untuk terus berjalan dengan bahagia, karena Hidupku Hanya untuk ALLAH SWT,.. :)
tidak peduli kadang aku gagal memenuhi targetku,..
tidak peduli kadang aku membuat orang lain marah,..
namun, Allah SWT jauh lebih tahu niat dan hatiku :)
ALLAH SWT juga jauh lebih tahu bagaimana aku telah berusaha,.. :)
dan aku percaya : Setiap Langkah yang ku ambil dengan menyebut Nama Tuhan, maka tiada satu langkahpun yang sia-sia :)

aku mencoba memaknai sebuah doa yang selalu ku baca dalam setiap sholatku,
"Inna sholatti wannu suki wammahyaya wammamatti lillahi ta'ala"
"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, dan hidupku Hanya untuk Allah SWT" 

So this is your choice,.. :)
keep down, terus sedih, menyakiti hati dan tubuhmu sendiri,...
atau Maju, hapus semua air matamu, dan luruskan niat demi ALLAH SWT :)

Ingatlah sahabat, hidupmu boleh jadi merusakmu, tapi yang memutuskan apakah kau akan rusak atau tidak adalah dirimu sendiri,.. :)
Tetap semangat :) :)
Ingatlah, bahwa Tuhan Maha Tahu,.. Tuhan Maha Melihat, Tuhan Maha Mendengar :) :)
berjuanglah setiap saat :) :)
berjuanglah untuk menjadi Abd' Allah :) :) di bumi ini :)

Sekian pelajaran hidup minggu ini :)
Semoga bisa menjadi pijakan untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik :) :)
2011 masih panjang :) :)

Ayo jadikan tahun ini penuh kenangan manis :) :)
Berbahagialah :) :)
Dan tetap semangat ya :) :) :)
wassalam mualaikum wr wb,.. :)

Saturday, January 1, 2011

The Calm Before The Storm


Mencoba share the great story yang saya copy dari The Best Ten Story Scinti Contest Desember lalu,.. 
(*saya tidak menang,.. T__T huhuhu,.... :p)
Well, siapa tahu bisa menjadi inspirasi :)

so please read it happily,.. :)

You always hear about love-hate relationships; those “can’t live with ‘em, can’t live without them” wayward members in your life. What if you’re finally faced with that one moment to decide which one you really want? Could you make it?
My father is a hidden shadow, disappearing after every corner. He’s interesting from the things he says to the way he walks, and I’ve never been able to help following that shadow. His moral compass is strong; for the majority of my life, he was placed on a pedestal that spanned far above Mount Olympus. Despite the hundreds of cancelled weekends, and the tears that fell to my pillow because of them, it only made me want him more. It’s funny how things can change from the time you close your eyes, to when you open them again.
Two summers ago, fresh out of the trials and tribulations of eighth grade, I was staying with my father and his high strung girlfriend for a couple of weeks, while my mother was living in our new house in Brentwood. I had just woken up on his, well, technically it’s my mom’s wrap-around couch; the only thing my divorced parents still quarrel about.
The smell of smoke and cooking bacon wafted into the living room, lifting me from that couch and hoisting me into the kitchen, where my father awaited, spatula and milk in each calloused hand. He was clad in a red bandana, wrapped around his graying curled head of hair. A pair of worn cowboy boots the color of burnt sand could be seen around the bottom of the counter, tapping to the beat of a muffled Kansas song. The ashes of a recycled cigarette stub littered the tops of the table; he was using the ash tray for left over bacon grease. How delightful. As I yawned from the usual morning grudge, my hand grazed an empty beer bottle and a folded sheet of paper; a Good Morning note to his girlfriend. He wrote one for her every morning. The empty bottle had slipped into the back of my mind, but I should’ve paid more attention.
It was the first time since I’d moved in with them that he’d made me breakfast, and I’m sure my half-moon smile showed my appreciation. During breakfast he’d sometimes sing along with the song, his deep and scratchy voice paralleling nicely with the hard crack of the drums. It was a morning I’d always wanted; that feeling you get when you know you belong somewhere. How you know someone cares for you even when not a single word comes out of their mouth. I was so sure that day was going to be one of my best; I would remember it forever.
Soon afterward he led me into the place I had awaken, his arms swinging to and fro, shoulders up and down; the perfect imitation of an avid six year old. Following his lead, I lumbered after him, laughing at what it must’ve looked like to see this from outside the windows. I was unsure of our plans for today; he usually played cyber golf or scanned around various news channels, complaining about the obvious conspiracies happening right behind the television screen. He had an innate sense of paranoia about him, emitting from the slur in his voice to the glint that sparkled in his eye. It only added to his charm.
Taking advantage of this moment, while I contemplated how our day would unfold, he strained to grasp the neck of a pristine Fender, and besides the splattered paint etching the face of the guitar, it was immaculate. The cracking paint was what made it my father’s, though. My mouth continued to stay complacently in a state of awe and confusion, not only when he pulled it over the couch, but also as he toted it outside of the house, set it on the porch table, and then began dousing it with everything from oil to mustard. I sat silently on one of the stools, knowing at some point he’d have to stop and clarify what the point of this madness was. It took a few cloths and cleaning liquid, a sponge, and several other household utilities for me to understand what he was doing. He wanted me to clean his guitar. Why? I had no idea.
“You must feel the spirits surround your soul as you wipe away the dirt. Breathe in nature’s true cleansing power, and breath it out through your hands. Let the spirits of the world, and the indians of our past immerse you in a burning passion of strength. Hum the chants of your great eagle ancestors and feel the beats of the guitar as you become one with the music of your mind.” Basically, it was The Karate Kid for Native Americans.
I felt ridiculous, and saw no point in this activity what so ever, but he nodded his head encouragingly as he took a swig of a freshly opened can of beer. I would’ve jumped off of bridge for him, if only to get his approval, so I wiped on and wiped off and then… he did the equivalent of knighting me. My daddy untied the red bandana from his head and gently, oh so gently, placed it atop of my own, standing back to relish in his handiwork. I never thought I could feel so proud about cleaning a piece of wood.
The sun was beginning to wane and a brief wind whispered through the yard, strong enough to send his now empty beer can stumbling off of the table. He used this as an excuse to go retrieve two others, giving me a thumbs up sign as he sauntered back.
I suppose he saw the look of apprehension and anxiety cross my face, but dismissively replied to my silent accusation, “I only drink when I’m enjoying myself, sweet pea!” He chuckled and gave a crooked little smile, slapping me playfully on the shoulder. A little voice in the back of my head raised up that caution sign, but before the hairs on the back of my neck could rise I rolled up the thought and threw it away; there was no way I was going to let something ruin this connection with my dad.
Of course, nothing ever works out how you want it to. The situation soon became a set of dominos, and because I accidentally brushed one of them over with that one look of apprehension, the rest would obviously follow suit. It began with me refusing to take a drive with him to the lake; I knew he’d had a bit too much to drink, and his Jack Sparrow-esque demeanor didn’t help his case. I was also becoming more and more resentful of this task that I’d been doing for over three hours, and made the pivotal mistake of asking him why in the world I needed to hum eagle chants while cleaning a stupid, worthless, and ridiculous piece of wood.
“What does cleaning a guitar, building a relationship with a stupid guitar, have anything to do with actually playing the guitar?!?” His face went cold, but not before I saw the sting in his eyes. It hurt him. It lasted a split-second, but it was there, and as soon as I said it I knew I shouldn’t have. Before an apology could fumble out of my mouth, his finger pointed dejectedly and mechanically towards the door, his face staring numbly at the guitar. I didn’t speak a word.
I heard him before I saw him; the crack of a thrown beer bottle hitting pavement. One, two, three bottles, each new smash causing me to flinch. When he came back into the house, he was gone. Not physically, oh no, physically he was most certainly visible. His glazed eyes, almost a yellow hue, followed his swaying and clearly unstable body into the living room, where I sat dazed on the couch. Mentally, though, the man, who just hours ago had sat with me on this couch, smiling and laughing with his daughter, had disappeared. It was about this time that I usually just began to cry.
For some odd reason though, the tears didn’t come. Instead, as he sat next to me, nearly missing the couch entirely, a fire pulsed through me. Then he spoke the words that changed everything,
“What don’t you like about me?”
The sparkling glint in his eyes was gone. They were blank. It made answering him almost easier, in a sick way. And in that moment that stood betwixt his question and my response, I thought the fear was going to set in my throat. That fear that has never given me the ability to speak to my father about this topic without tears eating at my cheeks. It wasn’t there. In that moment, when my eyes closed and my breath slowed, I realized my strength. It consumed me.
“When you drink. I hate you when you drink.”
“Why?”
“Because you aren’t my father.” It was then that the tears began. Because the truth in those words was so immense, so obvious. It was also then that I realized the worse had not come. He sat there, his head in his hands, silent. Quiet. And I knew, it was the calm before the storm.
“Get out.” They were simple words, but for some reason, I wasn’t connecting the dots. I didn’t understand. He repeated them over and over, the only thing that changed was the volume he spoke in. He screamed at me to leave.
Grabbing me by the arm, he dragged me into the kitchen, through the back door and onto the porch. Like the clouds knew this was a time for rain, it poured. And so I stood there, in the rain, each phrase leaving my father’s mouth like a whiplash to my back.
“You’re a whore. You’re a slut. I thought I loved you. I thought you were my daughter.”
“You aren’t my daughter. You mean nothing to me. Now LEAVE! And don’t you ever come back, you little piece of scum.” He walked back inside, slamming the door behind him, and I fell backwards into the mud, and still the rain poured. I didn’t care. I could no longer differentiate the tears from the rain. I wanted to die. I needed to feel nothing, because this pain was agony. He didn’t love me. The words were an incessant broken record in my mind, and I hit myself over and over, trying to be rid of them. They wouldn’t go away. My breathing became staggered and rushed, and I wanted so badly to run back to him. I would beat on the doors for him. He didn’t want me. He didn’t need me.
As I was thinking this, I realized, I didn’t need him. I didn’t need to beat on the doors for him. I didn’t need to be afraid anymore. I was here because I chose to be. I made that decision. And I could choose to sit here and cry. Or I could stand up and walk away. Which one do you think I did?
It’s been two years since that day, when I found the ability in myself to stand up. I obviously had plans to never speak to him again, but they were soon blown away by my mom, who made us reconcile the next day. His tears of remorse were enough for me. I loved him. He taught me one of the most valuable lessons I’ve ever learned; to accept others. I’ve come to accept him for the very fallible man that he is, but he’s my father, and there’ s no throwing that in the mud.

Like this story? To vote for this story, simply go to our Facebook fan page, “like” Scinti, scroll down the page, and “like” this story. For more detail instructions on voting, please go here.